Islamedia - Pemindahan kedutaan Amerika Serikat (AS) ke Kota Al-Quds adalah bentuk pengakuan Amerika bahwa Al-Quds adalah ibukota Israel. Hal ini jelas merupakan puncak penistaan atas tanah suci Umat Islam, selain mencoreng kehormatan dunia Internasional. Hal tersebut dinyatakan oleh Nurjanah Hulwani, Ketua Adara Relief International, LSM yang peduli pada anak dan perempuan Palestina.
"Apa yang dilakukan Trump adalah penghinaan yang paling rendah untuk umat Islam dan sudah bisa dibayangkan penderitaan yang semakin dalam yang akan dialami keluarga di Palestina," tutur Nurjanah.
Sejak pengakuan PBB atas lahirnya negara Israel tahun 1948, maka sejak itulah dunia melupakan penderitaan berkepanjangan yang dialami bangsa Palestina. Pelanggaran hak asasi manusia, terlebih hak-hak anak oleh Israel terjadi secara telanjang dan dibiarkan oleh dunia internasional, baik secara sukarela atau terpaksa.
Yang terjadi di Palestina adalah hal yang sangat bertentangan dengan pernyataan negara Israel di awal berdirinya, bahwa Israel akan berdiri di atas prinsip kemerdekaan, keadilan dan kedamaian sebagaimana ajaran para Nabi dari Bani Israel. Israel juga akan menjaga prinsip egaliter bagi seluruh penduduknya untuk mendapatkan hak sosial politik tanpa membedakan agama, ras dan bangsa.
Namun kenyataanya, menjadikan Al-Quds sebagai ibukota Israel termasuk di dalamnya Kota Al-Quds Timur dengan Masjid Al-Aqsa didalamnya, menegaskan kenyataan yang terbalik dari pernyataan Israel di awal berdirinya.
"Al-Quds adalah wilayah status quo. Beberapa resolusi PBB telah dikeluarkan untuk mencegah manuver Yahudi atas Kota Al-Quds yang semakin gencar dilakukan Israel. Padahal PBB adalah lembaga dunia, representasi dari masyarakat dunia yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan," terang Nurjanah.
Bagi umat Islam, sikap AS ini seharusnya semakin memperkuat dukungan pembelaan atas bangsa Palestina dan tanah suci umat.
Bukan hanya umat Islam yang dinista dan dilecehkan namun kehormatan masyarakat dunia telah diinjak-injak tanpa upaya berarti yang berupa pembelaan.
"Sikap Trump ini mestinya menyadarkan umat Islam yang diamanahi Allah berupa kekuasaan, jabatan dan kekayaan, untuk bergerak membantu Palestina, jangan terus tertidur," tegas Nurjanah. [islamedia/abe]
"Apa yang dilakukan Trump adalah penghinaan yang paling rendah untuk umat Islam dan sudah bisa dibayangkan penderitaan yang semakin dalam yang akan dialami keluarga di Palestina," tutur Nurjanah.
Sejak pengakuan PBB atas lahirnya negara Israel tahun 1948, maka sejak itulah dunia melupakan penderitaan berkepanjangan yang dialami bangsa Palestina. Pelanggaran hak asasi manusia, terlebih hak-hak anak oleh Israel terjadi secara telanjang dan dibiarkan oleh dunia internasional, baik secara sukarela atau terpaksa.
Yang terjadi di Palestina adalah hal yang sangat bertentangan dengan pernyataan negara Israel di awal berdirinya, bahwa Israel akan berdiri di atas prinsip kemerdekaan, keadilan dan kedamaian sebagaimana ajaran para Nabi dari Bani Israel. Israel juga akan menjaga prinsip egaliter bagi seluruh penduduknya untuk mendapatkan hak sosial politik tanpa membedakan agama, ras dan bangsa.
Namun kenyataanya, menjadikan Al-Quds sebagai ibukota Israel termasuk di dalamnya Kota Al-Quds Timur dengan Masjid Al-Aqsa didalamnya, menegaskan kenyataan yang terbalik dari pernyataan Israel di awal berdirinya.
"Al-Quds adalah wilayah status quo. Beberapa resolusi PBB telah dikeluarkan untuk mencegah manuver Yahudi atas Kota Al-Quds yang semakin gencar dilakukan Israel. Padahal PBB adalah lembaga dunia, representasi dari masyarakat dunia yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan," terang Nurjanah.
Bagi umat Islam, sikap AS ini seharusnya semakin memperkuat dukungan pembelaan atas bangsa Palestina dan tanah suci umat.
Bukan hanya umat Islam yang dinista dan dilecehkan namun kehormatan masyarakat dunia telah diinjak-injak tanpa upaya berarti yang berupa pembelaan.
"Sikap Trump ini mestinya menyadarkan umat Islam yang diamanahi Allah berupa kekuasaan, jabatan dan kekayaan, untuk bergerak membantu Palestina, jangan terus tertidur," tegas Nurjanah. [islamedia/abe]
0 Response to "Adara; Langkah Trump Menginjak-injak Kehormatan Dunia Internasional"
Post a Comment