Waktu
Orang bijak berkata “Setiap ibadah ada waktunya,dan setiap waktu itu ada ibadahnya”
dari kata mutiara tersebut bisa kita ketahui bahwa ada ibadah yang memang
waktunya sudah diatur Oleh ALLAH SWT, sebut saja sholat fardhu,puasa dll, hal ini yang membuat kita umat muslim di
ajarkan untuk disiplin dalam waktu, karna pada dasarnya waktu itu sesuatu yang
dapat datang tanpa kembali seperti hadist Nabi Muhamad Saw :
Hadits Riwayat Al-Hakim
اِغْتَنِمْ
خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ
وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ
مَوْتِكَ
“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima
perkara: (1) Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, (2) Waktu sehatmu sebelum
tiba waktu sakitmu, (3) Waktu kayamu sebelum datang waktu kefakiranmu, (4)
Waktu luangmu sebelum datang waktu sibukmu, (5) Waktu hidupmu sebelum datang
waktu matimu,
“Ketahuilah lima hal yaitu waktu muda, waktu
sehat, waktu luang, masa kaya, dan waktu ketika hidup. Barulah seseorang
betul-betul mengetahui nilainya setelah kelima hal tersebut hilang.”
Maka dari
itu perspektif Islam termasuk diantara perkara yang mendapat perhatian besar.
Nash-nash Al-Qur’an dan Sunnah banyak menjelaskan tentang keutamaan waktu.
Ketika menerangkan tentang nikmat-nikmat yang Allah SWT. tundukkan bagi
manusia, waktu termasuk diantara nikmat tersebut. Allah SWT berfirman:
وَسَخَّرَ
لَكُمُ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ دَائِبَيْنِ وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ
وَالنَّهَارَ. وَآَتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِنْ تَعُدُّوا
نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ .
Artinya: “Dan Dia telah menundukkan (pula)
bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan
telah menundukkan bagimu malam dan siang. Dan Dia telah memberikan kepadamu
(keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu
menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya
manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)”. (QS. Ibrahim:
33-34).
Allah SWT. juga seringkali bersumpah dengan bagian-bagian waktu, seperti waktu malam, waktu siang, shubuh, dhuha, ashar, dan lainnya. Para mufassirin (ahlli tafsir) berpendapat, bahwa jika Allah SWT. bersumpah dengan suatu hal, maka itu menandakan betapa penting hal tersebut, dan berarti bahwa Allah SWT. sedang mengarahkan perhatian Umat Islam terhadapnya. Allah SWT. berfirman:
وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى . وَالنَّهَارِ إِذَا تَجَلَّى.
Artinya: “Demi malam apabila menutupi (cahaya siang).
Dan siang apabila terang benderang”. (QS. Al-Lail: 1-2).
وَالْفَجْرِ. وَلَيَالٍ عَشْرٍ
Artinya: “Demi waktu fajar. Dan malam yang sepuluh”.
(Al-Fajr: 1-2).
وَالضُّحَى. وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَى
Artinya: “Demi waktu Dhuha (waktu matahari
sepenggalahan naik). Dan demi malam apabila telah sunyi (gelap)”. (Adh-Dhuha:
1-2).
وَالْعَصْرِ . إِنَّ الإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ
“Demi masa.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian”. (Al-‘Ashr: 1-2).
Rasulullah Saw. dalam sabdanya pernah menerangkan tentang empat pertanyaan inti yang diarahkan kepada manusia nanti di Akhirat, dan dua diantara empat pertanyaan tersebut adalah waktu. Dari Muadz bin Jabal, bahwa Nabi Muhammad Saw. bersabda: “Kedua kaki seorang hamba tidak akan tergelincir ke dalam Neraka sampai ditanya tentang empat hal: tentang umurnya bagaimana dia habiskan, tentang masa mudanya bagaimana dilewati, tentang hartanya darimana dihasilkan dan kemana ia salurkan, tentang ilmunya apakah ia amalkan. (HR. Tabrani dan Bazzar dengan redaksi serupa). Umur dan masa muda adalah dua diantara empat pertanyaan inti di Akhirat nanti.
Setelah kita
mengetahui nilai dan tabiat waktu, maka apa yang harus kita lakukan adalah
menggunakannya secara baik dan optimal. Seorang Muslim dituntut mengisi waktu
dengan penuh kesadaran dan keterarahan. Waktu tidak dilewati dengan
kesia-siaan. Dan begitulah seharusnya sifat seorang Muslim. Rasulullah Saw.
bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra.:
مِنْ حُسْن إِسْلَام الْمَرْء تَرْكه مَا لَا يَعْنِيه
“Diantara
baiknya keislaman seseorang adalah ketika ia meninggalkan apa yang tidak
bermanfaat baginya”. (HR. Ahmad, Tarmidzi dan Ibnu Majah). Para Salaf Saleh
juga berkata: “Diantara tanda datangnya kemurkaan adalah sikap menyia-nyiakan
waktu”.
Ada sejumlah hak yang harus dipenuhi oleh setiap
Muslim. Ada hak untuk Tuhannya, hak untuk dirinya, untuk anak dan isterinya,
untuk tetangganya, untuk masyarakatnya, dan seterusnya. Demikian Rasulullah
menjelaskan banyaknya tugas dan hak-hak yang harus dipenuhi seorang Muslim.
Karena itu seorang Ulama pembaharu terkemuka berkata: “Tugas dan kewajiban
lebih banyak dari waktu yang tersedia”. Wallahu a’lam.
0 Response to "Waktu "
Post a Comment